Penyebab Saraf Terjepit yang Menghambat Mobilitas
Sebagian orang menganggap saraf terjepit sebagai hal yang lumrah. Penyebab saraf terjepit pun kadang tidak diketahui pasti. Padahal gejala saraf terjepit ini akan mengganggu produktivitas serta mobilitas seseorang.
Gejala saraf kejepit ini bervariasi tergantung derajat keparahannya. Bisa hanya sekadar nyeri ringan hingga nyeri hebat pada bagian bawah pinggang hingga ke lipatan bokong yang membuat penderitanya tidak dapat berjalan.Jika tidak ditangani dengan sesegera mungkin, gejala ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Nah apa sebenarnya saraf kejepit dan bagaimana mengatasinya?
Apa itu Saraf Saraf Terjepit?
Saraf terjepit dalam istilah kedokteran disebut Herniated Nucleus Pulpous (HNP) yang umumnya menimpa rusa-ruas tulang belakang. Gangguan itu bisa menyerang di ruas tulang manapun, mulai di ruas tulang leher atau di ruas tulang belakang bagian bawah.
Umumnya, saraf terjepit di bagian leher akan menimbulkan gejala yang lebih berat terutama intensitas nyrinya, lantaran posisi antar ruas tulang belakang yang lebih rapat.
Sistem saaraf terdiri dari 2 bagian penting yakni sistem saraf pusat di otak dan sumsum tulang belakang, serta sistem saaraf tepi yang terdiri dari serabut panjang sel-sel saraf yang menjulur ke seluruh bagian tubuh, tangan dan kaki.
Saraf manapun bisa terjepit, tidak hanya saraf di tulang belakang. Namun kasus saraf terjepit pada tulang belakang lebih sering dijumpai di masyarakat. Nah, saraf terjepit adalah kondisi di mana isi diskus atau bantalan antar ruas tulang belakang bocor sehingga menekan saraf.
Diskus berperan sebagaii penyerap kejutan atau shock absorber. Diskus ini biasa membantu Kamu untuk menggerakan leher. Apabila selubung bantalan ini robek, bagian di dalamnya akan meluber ke luar. Hal ini akan mengganggu syaraf tulang karena robekan diskus menyebabkan nucleus pulposus yang ada di dalamnya menonjol ke luar. Tonjolan atau luberan itu dapat menekan saraf dan mengakibatkan munculnya rasa nyeri.
Penyebab Saraf Terjepit
Setidaknya ada lima penyebab saraf terjepit yang paling umum, yaitu:
1. Pertambahan usia
Semakin tua seseorang, maka semakin besar pula risiko mengalami saraf terjepit. Hal ini terjadi karena kondisi tulang belakang dan saraf mengalami kerusakan karena usia (degeneratif). Untuk mengantisipasi hal ini, sebaiknya Geng Sehat mulai menerapkkan gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dan berolahraga teratur.
Lakukan olahraga yang aman agar tidak justru berdampak buruk pada tulang belakang atau tulang leher. Jika mengangkat benda berat, jangan langsung mengangkatnya dalam posisi membungkuk karena akan membuat tulang belakang meregang dan ini berbahaya. Lebih baik angkat beban dalam posisi jongkok, kemudian perlahan-lahan berdiri.
2. Jarang Melakukan Aktifitas Fisik
Melakukan aktifitas fisik secara rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Tidak hanya melancarkan metabolisme, akan tetapi juga mampu membuat syaraf dan sendimu selalu sehat. Kamu tidak akan merasa terbebani ketika harus melakukan aktifitas fisik yang lebih berat karena tubuh Kamu sudah terbiasa.
3. Obesitas
Orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas memang lebih berisiko mengalami gangguan saraf terjepit. Mengapa demikian? Karena tulang dan persendian harus bekerja keras menopang berat badan apalagi saat tubuh melakukan aktivitas fisik. Gerakan sederhana yang mudah dilakukan orang dengan berat badan normal bisa saja menyebabkan saraf terjepit pada orang-orang yang berat badannya berlebihan.
4. Mengangkat Beban dengan Cara yang Salah
Jangan menganggap remeh aktivitas yang berat apalagi jika Kamu melakukannya dengan tangan kosong. Mengangkat beban biasanya melibatkan otot tangan serta punggung. Jika Kamu tidak menguasai cara yang benar, beban tersebut bisa membuat sarafmu cedera. Apalagi jika Kamu mengangkat beban berat di punggung secara tiba-tiba. Hentakan yang dihasilkan beban bisa mengganggu posisi saraf di bagian tulang belakang.
5. Sering Melakukan Olahraga Tertentu
Olahraga secara teratur memang baik, namun ada beberapa jenis olahraga yang justru memperbesar resiko saraf terjepit. Sebagai contoh golf, tenis, baseball, dan lempar lembing.
Olahraga ini memungkinkan tubuh harus terus melakukan gerakan memutar. Gerakan memutar punggung yang dilakukan secara cepat dan tiba-tiba sewaktu berolahraga harus dilakukan dengan teknik yang tepat supaya tidak menimbulkan gangguan saraf yang serius.
Lalu apakah ada cara untuk meminimalisir risiko Kamu harus berhenti melakukan kelima aktivitas di atas? Jawabannya adalah tidak perlu. Jalani saja aktivitas fisik yang biasa Kamu lakukan secara teratur.
Lakukan setiap gerakan tubuh dengan hati-hati dengan memperhatikan kondisi saraf dan tulang belakang. Kamu juga harus menerapkan pola hidup sehat yang akan membantu Kamu untuk lebih bugar dan mengurangi risiko saraf terjepit yang bisa menghambat mobilitas meskipun usia terus bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar