Rokok secara umum diketahui berbahan baku tembakau dan memiliki beragam penyebutan di berbagai daerah maupun belahan dunia lain. Jika di India ada rokok yang dikenal dengan rokok Bidis, di Kuba juga dikenal dengan cerutunya, yang dalam bahasa Tamil disebut Surutu—yang artinya ‘gulungan’. Cerutu sendiri adalah gulungan utuh daun tembakau yang dikeringkan dan difermentasi membentuk rokok.
Di Indonesia pun ada beragam penyebutan untuk jenis rokok, yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu pada kandungannya maupun pembungkusnya. Ada yang disebut rokok kawung, rokok klobot, rokok nipah, rokok klembak menyan, penyebutan sigaret rokok sendiri lebih merujuk pada bahan pembungkusnya yang berupa kertas.
Dan rokok kretek adalah satu yang paling khas serta populer bagi perokok di Indonesia. Jadi Anda tak perlu heran, ketika secara general di kalangan industri terdapat istilah SKT (Sigaret Kretek Tangan) dan SKM (Sigaret Kretek Mesin). Karena memang, meski diberi filter/gabus—biasanya diproduksi menggunakan mesin—tetaplah bahan bakunya mengandung unsur kretek, yakni tembakau dan cengkeh. Hanya penyebutannya saja menjadi kretek filter.
Kretek sendiri, jika kita menyusur sejarah penyebutannya, merujuk pada bunyi yang ditimbulkan saat rokok itu dibakar. Bunyi yang kemretek itu berasal dari unsur utama yang terdapat pada rokok kretek, yakni cengkeh.
Komponen utama pada rokok kretek tidak hanya tembakau dan rempahnya yang berupa cengkeh. Diketahui secara luas adapula unsur lain yang membuat rokok ini memiliki cita rasa khusus. Dan setiap pabrikan memiliki resep tersendiri yang membuat cita rasanya berbeda-beda, dari merek satu dengan merek lainnya.
Bagi penikmat rokok kretek yang meracik dan melinting secara mandiri, biasanya menggunakan unsur wur untuk mendapatkan sensasi rasa kretek tersebut. Unsur inilah yang terbilang masih digunakan pada pembuatan kretek dalam skala industri. Meski tak sepenuhnya unsur-unsur pada wur juga digunakan oleh pabrikan. Sebagian kalangan juga menyebutnya sebagai saus atau perisa.
Dalam Ensiklopedia Kretek disebutkan, wur terdiri dari klembak, kemenyan, cengkeh, kemukus, dupa, kayu manis, pala, adas, palasan, cendana, klabet, kapulaga, jinten, dan sebagainya. Tanah Nusantara yang subur ini telah menghasilkan rempah yang menjadi primadona dunia. Bahkan sampai hari ini komponen kretek yang berupa rempah-rempah tersebut memberi nilai tersendiri, baik sebagai bumbu dan jamu, terlebih pula sebagai penstabil rasa pada rokok kretek. Berikut saya paparkan secara singkat beberapa jenis rempah yang lazim digunakan sebagai racikan tambahan pada rokok kretek:
Cengkeh
Tanaman dengan nama latin Syzgium aromaticum adalah jenis rempah yang juga dikenal sebagai tanaman identitas rakyat Maluku Utara. Pohon cengkeh tertua masih hidup di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah. Cengkeh sangat kaya akan manfaat, baik sebagai bumbu masakan, ramuan obat, dan campuran kretek. Pada abad pertengahan, cengkeh merupakan rempah yang paling dicari oleh bangsa Eropa. Menurut catatan, bangsa Arab dan Kanaan yang pertama kali memperkenalkan cengkeh dari Asia ke benua Eropa melalui perdagangan di kawasan Mediterania. Indonesia dikenal sebagai produsen dan konsumen cengkeh terbesar di dunia. Menurut catatan Departemen Pertanian pengguna terbesar cengkeh adalah industri rokok kretek (80-90 %).
Kapulaga
Tanaman ini termasuk rempah yang kerap pula dipakai untuk bumbu masakan dan jamu. Beberapa kandungan yang terdapat pada kapulaga adalah minyak atsiri, borneol atau terpena, alfa terpinen, cineol, alfa-terpinelasetat dan juga limonen. Kapulaga merupakan jenis temu-temuan yang memiliki manfaat herbal yang bersetara dengan cengkeh. Berkhasiat mencegah pengeroposan tulang, dan merupakan antioksidan yang baik. Dapat mengobati gusi bengkak, menghilangkan nyeri pada gigi. Dapat mengobati sakit tenggorokan serta menjernihkan suara. Termasuk pula berkhasiat melancarkan sirkulasi darah.
Klembak
Adalah tumbuhan penghasil bahan obat dan wewangian. Akar klembak yang dikeringkan memiliki aroma yang khas. Klembak juga menjadi bahan dalam kretek bersama kemenyan. Perpaduan keduanya biasa disebut sebagai klembak menyan atau rokok Siong. Rokok ini mengeluarkan bau harum dan banyak diproduksi di Banyumas, Jawa Tengah.
Kemukus
Jenis rempah dengan nama ilmiah piper cubeba ini mungkin kurang begitu kita kenal, meski sebetulnya sering kita lihat. Tanaman merambat ini sekilas mirip dengan cabai Jawa, buah kemukus mirip sekali dengan lada, tapi ada ekornya, sehingga sering juga disebut sebagai merica buntut. Orang Makassar menyebutnya Pamukusu. Secara tradisional, kemukus berkhasiat sebagai obat sesak nafas, penghangat badan dan penghilang bau mulut. Di samping mengandung minyak atsiri, pada buah dan daun kemukus juga memiliki kandungan saponin dan plavonida. Rempah ini termasuk salah satu unsur tambahan yang digunakan pada rokok kretek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar