Nyeri Leher

Kenali Macam-Macam Peregangan Untuk Mengatasi Nyeri Leher

Pengobatan Syaraf Kejepit – Orang yang memiliki radang sendi atau biasa di kenal dengan arthritis akan sangat mungkin mengalami nyeri leher. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengobati nyeri sendi pada leher adalah dengan cara melakukan peregangan.

Tidak begitu sulit, peregangan ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan pun kalian inginkan. Jadi, apa saja gerakan peregangan untuk nyeri leher ? Mari kita simak uraikan berikut ini :

  1. Neck Drop And Raise

Neck drop and raise merupakan gerakan peregangan leher dengan menunduk dan mendongak ke atas. Caranya yaitu :

  • Kalian bisa melakukan dengan cara berdiri tegak atau duduk di kursi.
  • Secara perlahan jatuhkan kepala kalian ke depan hingga sampai dagu menyentuh bagian dada. Kemudian tahan posisi selama 5-110 detik.
  • Kembali pada posisi awal.
  • Selanjutnya sandarkan kepala ke belakang sambil melihat ke atas, lalu tahan posisi ini selama 5-10 detik.
  • Ulangi peregangan ke arah atas ataupun ke arah bawah sebanyak 5 kali.
  1. Head tilt

Head tilt merupakan gerakan peregangan untuk arthritis pada leher dengan cara memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan. Caranya seperti :

  • Cara pertama kalian bisa berdiri tegak atau dengan cara duduk di kursi.
  • Perlahan-lahan miringkan kepala ke bahu kanan sambil menjaga posisi bahu kiri kalian agar tetap di bawah, dan jangan ikut miring mengikuti gerak kepala
  • Kemudian tahan posisi ini selama 5-10 detik, lalu kembalikan kepala kalian ke bagian tengah.
  • Ulangi gerakan ini ke sisi kiri dengan memiringkan kepala ke bahu kiri kemudian jaga bahu kanan tetap ada di bawah. Kepala dan bahu harus tetap pada posisi yang sejajar.
  • Tahan posisi ini sekitar 5 sampai 10 detik
  • Kalian dapat mengilanginya sebanyak lima kali.
  1. Neck rotation

Neck rotation merupakan gerakan peregangan leher dengan cara menoleh ke kanan juga ke kiri. Pada gerakan tersebut, hanya leher yang boleh bergerak sedangkan bahu diam pada posisinya. Caranya seperti :

Baca Juga : Cara Mengatasi Sakit dan Kaku Pada Leher

  • Pertama mulailah dengan duduk di kursi atau berdiri dengan postur yang baik.
  • Perlahan putar kepala lalu menoleh ke kanan dan tahan posisi ini selama 5 hingga 10 detik, kemudian kembali ke tengah.
  • Setelah itu, putar kepala secara perlahan ke kiri lalu tahan sampai 5 sampai 10 detik. Kemudian kembali ke posisi semula.
  • Ulangi sebanyak 5 kali untuk tiap sisinya.
  1. Neck retraction

Neck retraction merupakan gerakan peregangan untuk arthritis leher dengan menggerakan kepala maju dan mundur dengan bahu berada tetap pada posisinya dan tidak boleh ikut bergerak. Berikut cara yang dapat dilakukan :

  • Mulailah dengan duduk di kursi dengan bahu dan kepala yang lurus ke depan.
  • Kemudian dorong kepala ke depan dengan bahu tetap tidak berpindah.
  • Tahan posisi tersebut selama 5 sampai 10 detik.
  • Setelah itu kembali pada posisi semula.
  1. Shoulder rolls

 Shoulder rolls merupakan gerakan peregangan untuk artritis yang dilakukan dengan memutar bagian bahu. Apabila kalian mengalami nyeri leher akibat artritis, jangan abaikan untuk tetap menjaga kondisi bahu. Karena nyeri leher artritis mampu menyebar ke arah bahu. Dengan melatih bahu, kalian dapat membantu menguatkan otot-otot yang menopang leher. Caranya dengan :

  • Mulailah dengan duduk di kursi atau berdiri dengan kaki selebar bahu.
  • Kemudian putar bahu ke arah atas, ke arah belakang, dan ke bawah dalam satu rangkaian gerakan.
  • Setelah itu,coba lakukan gerakan tersebut sebanyak lima kali
  • Lalu balik gerakannya, dari angkat bahu ke atas, ke depan, lalu ke bawah sebanyak lima kali pula.

Kesimpulan 

Demikianlah ulasan mengenai cara mengenali macam-macam peregangan untuk mengatasi nyeri leher . Meskipun kalian tidak mengalami gejala-gejala akibat nyeri leher. Akan tetapi, ada baiknya jika kalian selalu menerapkan gaya hidup sehat secara benar dan tepat. Hal ini supaya kalian mampu mencegah terjadinya nyeri leher dari sumber lainnya.

Jadi ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kesehatanmu. Namun ada cara atau metode untuk bisa mengobati diri dan tetap berada di jalan Allah yakni dengan  menggunakan Metode PAZ Al Kasaw. 

Apa itu PAZ ? Bagaimana cara kerjanya? Silahkan klik video dibawah.

Bagi teman-teman yang berminat untuk melakukan pengobatan bisa datang ke klinik PAZ. Pilih klinik yang terdekat dan sesuai dengan lokasi anda.

Pelatihan PAZ Metode Al Kasaw juga tersedia bagi kalian yang ingin bisa mengobati keluarga, sanak saudara, teman atau membuka klinik silahkan mengikuti pelatihannya. Silahkan mendaftar dan pilih pelatihan yang paling dekat dengan lokasi anda tinggal. Artikel asli ada disini

Artikel terkait

Gerakan Sederhana Untuk Pereda Nyeri Leher

Mengetahui Gerakan Sederhana Untuk Pereda Nyeri Leher

Pengobatan Syaraf Kejepit – Tidak sedikit orang yang sudah mengalami stres baik secara fisik maupun secara emosional. Hal ini terjadi setelah mereka menjalani padatnya rutinitas yang cukup melelahkan sepanjang hari.

Yang terkadang juga sebagai pemicu timbulnya rasa nyeri dan  pegal-pegal pada beberapa bagian tubuh seperti leher.

Nyeri yang terjadi pada leher juga banyak di alami oleh tiap orang, terutama pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk duduk berlama-lama di kursi sambil menyelesaikan tugasnya.

Apabila kamu termasuk kelompok orang yang sering mengalami nyeri leher. Adapun beberapa tips sederhana untuk mengatasinya dan tanpa memerlukan peralatan yang khusus.

Tips-tips tersebut dapat berupa gerakan-gerakan sederhana yang dinilai cukup efektif dan tepat dalam usaha untuk meredakan pegal-pegal di sekitar area leher, bahkan juga bisa bermanfaat untuk menjaga konsentrasi fikiran.

Berikut ini merupakan gerakan-gerakan sederhana yang dapat kalian coba lakukan untuk meredakan nyeri leher, diantaranya yaitu :

Baca Juga : Kenali Macam-Macam Peregangan Untuk Mengatasi Nyeri Leher , Cara Mengatasi Sakit dan Kaku Pada Leher

  1. Mengangkat Bahu

Gerakan pertama yang wajib kalian lakukan yaitu dengan mengangkat kedua bahu. Lalu sambil menarik napas, angkatlah bahu sampai mendekati telinga selama lebih kurang 5 detik. Setelah itu buanglah napas sambil menjatuhkan bahu. Ulangi hal tersebut sebanyak 5 kali.

  1. Melakukan Gerakan Mengangguk-Angguk

Tips kedua yaitu dengan menundukkan dagu ke dada secara perlahan selama lebih kurang 5 detik. Pastikan hanya leher saja yang bergerak, tidak melibatkan punggung bagian atas. Kemudian tegakkan lagi kepala, setelah itu dongakkan hingga otot-otot pada area kerongkongan tertarik. Lakukan hal tersebut secara berulan-ulang minimal sebanyak  5 kali.

  1. Melakukan Pemijatan Sendiri

Berikutnya yaitu dengan cara melakukan pemijatan pada diri sendiri di bagian bahu kalian. Letakkan tangan kiri di bahu kanan, lalu kemudian miringkan kepala anda ke kiri. Setelah itu, pijat bahu secara ringan di titik-titik yang terasa pegal, lakukan secara perlahan. Apabila sudah terasa nyaman, kalian dapat mengulangi gerakan ini pada sisi yang lainnya.

  1. Miringkan Kepala

Tips selanjutnya yaitu miringkan kepala ke arah kanan secara perlahan. Kemudian jatuhkan telinga kanan ke arah bahu kanan. Apabila sudah mencapai titik maksimal, maka lakukan gerakan yang sama di sisi berikutnya (kiri). Lakukan gerakan ini  secara berulang minimal sebanyak 5 kali, namun tidak perlu lama-lama.

  1. Melakukan Gerakan Merenggangkan Dada

Langkah terakhir yang dapat kalian lakukan adalah meletakkan tangan di pinggang, lalu ambil napas dalam-dalam. Kemudian keluarkan napas secara perlahan, lalu tundukkan kepala sampai dagu menyentuh di dada atas. Setelah itu, pada saat bersamaan, katupkan tulang belikat (bagian belakang) sehingga dada bisa tertarik dan meregang.

Itu tadi beberapa gerakan sederhana yang bisa kalian coba lakukan untuk pereda nyeri pada leher.

Kesimpulan 

Demikianlah ulasan mengenai cara mengetahui gerakan sederhana untuk pereda nyeri leher . Meskipun kalian tidak mengalami gejala-gejala akibat nyeri leher. Akan tetapi, ada baiknya jika kalian selalu menerapkan gaya hidup sehat secara benar dan tepat. Hal ini supaya kalian mampu mencegah terjadinya nyeri leher dari sumber lainnya.

Jadi ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kesehatanmu. Namun ada cara atau metode untuk bisa mengobati diri dan tetap berada di jalan Allah yakni dengan  menggunakan Metode PAZ Al Kasaw.

Apa itu PAZ ? Bagaimana cara kerjanya? Silahkan klik video dibawah. Artikel asli ada disini

Artikel terkait

Nyeri pada lengan

Nyeri di lengan seringkali tidak membuat kita khawatir. Kita sering berpikir hal itu terjadi karena terlalu banyak menggunakan lengan seharian. Ketika nyeri dirasakan di pagi hari setelah bangun tidur, kita berpikir penyebabnya adalah tidur dengan posisi yang salah. Akan tetapi, nyeri pada lengan atas terkadang bukan berasal dari lengan itu sendiri, tetapi dapat disebabkan oleh organ yang lebih jauh, misalnya jantung.

Nyeri lengan atas pada kasus tersebut dapat menjadi tanda peringatan kondisi yang berbahaya. Dua otot lengan atas yang paling dikenal adalah otot biceps dan triceps. Secara alami, kita cenderung untuk berpikir bahwa nyeri pada lengan atas, khususnya bila berkaitan dengan otot atau nyeri yang memburuk dengan pergerakan, disebabkan oleh otot biceps atau triceps. Ada beberapa otot lain di lengan atas dan terkadang nyeri lengan atas tidak berhubungan dengan otot biceps, triceps atau otot lain di area tersebut.

BEBERAPA PENYEBAB NYERI PADA LENGAN ATAS.

1. OTOT DAN TENDON
Sejumlah masalah otot dan tendon dapat menyebabkan nyeri lengan. 
  • Penggunaan otot yang berlebihan yang menyebabkan strain (peregangan) otot adalah masalah yang paling sering, tetapi merupakan kasus yang kurang serius.
  • Seringkali otot menjadi kram atau spasme. Tendon juga dapat terlibat.
  • Tendonitis mengacu pada peradangan tendon otot. Kondisi berat seperti robekan otot dan ruptur tendon dapat terjadi ketika cedera.
  • Otot rotator cuff lebih cenderung menyebabkan nyeri bahu tetapi dapat menjalar ke lengan atas dan 
terkadang digambarkan sebagai nyeri lengan atas.

ROBEKAN OTOT BICEPS DAN TRICEPS

Robeknya otot biceps dan triceps sering terjadi dalam latihan kekuatan dan olahraga ketahanan.

Strain biceps, atau pulled biceps, terjadi ketika terdapat robekan sebagian di satu atau lebih serat yang menyusun otot biceps.

Otot biceps, biceps brachii, berada di bagian depan lengan atas. Biceps bertanggung jawab mengangkat lengan, menekuk lengan di siku, dan merotasi lengan bawah.

Strain triceps, atau pulled triceps, terjadi ketika terdapat robekan di satu atau lebih serat yang menyusun otot triceps.

Otot triceps, triceps brachii, berada di bagian belakang lengan atas. Triceps terutama bertanggung jawab untuk meluruskan lengan dari siku.

Strain dan robekan otot paling sering terjadi akibat kontraksi eksentrik.

Hal ini terjadi ketika kita menegangkan otot di satu arah dan disaat bersamaan terdapat gaya yang melawan tegangan tersebut.

Robeknya otot biceps dan triceps disebabkan oleh masalah yang sama: ketika tahanan yang diberikan ke otot lebih besar dari gaya yang bisa dihasilkan oleh otot.

Otot akan memanjang (atau robek) ketika berkontraksi.

Cedera otot lengan atas sangat sering terjadi dalam olahraga yang melatih kekuatan dan yang melibatkan penggunaan lengan atas, misalnya basket, baseball, bela diri, tinju, olahraga atletik, tenis.

2. TULANG DAN SENDI
Ada beberapa gangguan pada tulang dan sendi yang dapat menyebabkan nyeri lengan atas.

Kondisi yang berkaitan dengan tulang dapat dirasakan sebagai nyeri dalam di lengan atas. Kondisi tersebut mencakup fraktur, osteoporosis, osteomalasia, dan osteomyelitis.

Masalah sendi yang menyebabkan nyeri lengan atas dapat melibatkan sendi bahu atau sendi siku.

Selain dislokasi, kondisi sendi lainnya dapat mencakup osteoarthritis, rheumatoid arthritis, arthritis pasca trauma dan arthritis septik. Frozen shoulder terkadang juga dirasakan sebagai nyeri lengan atas.

3. CEDERA
Trauma adalah salah satu penyebab nyeri yang sering. Trauma dapat berupa trauma mekanik atau kimia.

Cedera dapat terbatas pada lapisan permukaan kulit dan jaringan subkutan atau meluas ke dalam hingga otot dan tulang.

Tulang yang fraktur, robekan otot, ruptur tendon, dislokasi sendi, kontusi, laserasi dan luka bakar adalah beberapa cedera yang dapat terjadi dalam trauma.

4. SARAF
Sejumlah saraf melewati lengan, yang berasal pleksus brachialis yang merupakan jaringan saraf yang berasal dari vertebra C5 hingga T1.

Masalah saraf yang dapat menyebabkan nyeri pada lengan atas dapat berasal dari vertebra, pleksus brachialis atau di mana pun sepanjang perjalanan saraf.

Masalah pada saraf dapat diakibatkan oleh kompresi (saraf terjepit), gangguan autoimun, diabetes, trauma pada saraf, infeksi, atau terkadang penggunaan obat tertentu.

Cubital tunnel syndrome juga dapat berperan pada nyeri lengan atas meskipun nyeri lebih berat pada lengan bawah
.
5. SIRKULASI
Gangguan sirkulasi juga dapat menyebabkan nyeri pada lengan atas terutama ketika pasokan darah terhambat.

Pada penyakit arteri perifer (peripheral artery disease, PAD), arteri secara bertahap menyempit akibat penumpukan plak lemak (aterosklerosis).

Pada akhirnya arteri akan tersumbat sepenuhnya dan dapat menyebabkan iskemia tungkai.

Meskipun tidak ada penyempitan sebelumnya, gumpalan darah di lengan dapat menyumbat arteri atau vena.

Gangguan pada pasokan darah dapat mencegah oksigen masuk ke jaringan di lengan.

Hal ini menyebabkan nyeri sebagai akibat dari iskemia.

Vaskulitis adalah kondisi di mana pembuluh darah menjadi meradang yang menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah dan penyempitan. Kondisi ini dapat terjadi bersamaan dengan infeksi, kanker dan penyakit autoimun.
Referensi:
www.healthhype.com/upper-arm-pain-biceps-and-triceps-causes.html
www.muscle-pull.com/torn-bicep-triceps/

TENTANG LENGKAP SARAF TERJEPIT

Saraf terjepit adalah istilah untuk gejala sensasi tidak nyaman, nyeri atau mati rasa ketika ada tekanan yang meningkat yang menyebabkan iritasi atau kerusakan saraf perifer (saraf perifer adalah saraf selain yang berada di dalam otak dan tulang belakang).

Meskipun kondisi ini sering dikaitkan dengan nyeri punggung atau cedera leher, hampir semua saraf rentan mengalami saraf terjepit.

Diskus yang mengalami herniasi di tulang belakang bawah misalnya, dapat memberikan tekanan pada akar saraf, yang menyebabkan nyeri yang menjalar ke belakang tungkai bawah.

Begitu juga dengan saraf di pergelangan tangan, dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa di tangan dan jari (sindroma terowongan carpal).

Kerusakan dari saraf yang terjepit dapat bersifat ringan maupun berat. Kerusakan ini dapat menyebabkan masalah sementara ataupun yang berlangsung lama.

Semakin cepat diagnosis dan penanganan kompresi saraf, kesembuhan akan semakin cepat. Pada beberapa kasus, kerusakan saraf akan menetap.


  • Diabetes.
  • Penggunaan yang berlebihan.
  • Pekerjaan atau kegemaran yang memerlukan gerakan tangan, pergelangan tangan atau bahu yang berulang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya jepitan saraf.
  • Kegemukan. Kelebihan berat badan dapat menambah tekanan ke saraf.
  • Kehamilan. Air dan kenaikan berat badan yang berkaitan dengan kehamilan dapat membuat jalur saraf membengkak, yang akan menekan saraf.
  • Bed rest berkepanjangan. Berbaring dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kompresi saraf.
MENDIAGNOSIS SARAF TERJEPIT
Diagnosis jepitan saraf dibuat berdasarkan riwayat gejala dan pemeriksaan fisik yang teliti. Bergantung pada temuan yang didapat, diagnosis dapat dibuat secara klinis atau memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.


Sumber gambar: www.healthline.com

Electromyography (EMG) adalah pemeriksaan hantaran saraf untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis saraf terjepit dan untuk menentukan luasnya kerusakan saraf.

Bila saraf yang terjepit ada di leher atau punggung, diperlukan pemeriksaan MRI atau CT scan untuk memastikan diagnosis dan mencari penyebabnya (penonjolan diskus, arthritis, atau fraktur).
PENYEBAB SARAF TERJEPIT
Saraf yang terjepit terjadi ketika ada terlalu banyak tekanan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya.

Pada beberapa kasus, jaringan ini dapat berupa tulang atau tulang rawan. Pada kasus lain, otot atau tendon dapat menyebabkan kondisi ini.

Tekanan juga dapat terjadi akibat gerakan berulang, atau akibat menahan tubuh di satu posisi dalam waktu yang lama, misalnya menekuk siku ketika tidur.

Saraf paling rentan terjepit ketika melewati terowongan atau saluran yang sempit dan hanya memiliki sedikit jaringan lunak yang melindunginya.

Sumber gambar: www.sjchs.org

Pada kasus sindrom terowongan carpal, sejumlah jaringan dapat menyebabkan tekanan pada saraf medianus, termasuk selubung tendon yang membengkak, pembesaran tulang yang menyebabkan terowongan menyempit, atau penebalan dan degenerasi ligamen.

Sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, yaitu:
  • Cedera
  • Rheumatoid arthritis atau arthritis pergelangan tangan
  • Tekanan akibat pekerjaan berulang
  • Aktivitas kegemaran atau olahraga
  • Kegemukan
GEJALA SARAF TERJEPIT
Tekanan pada saraf perifer dapat mengiritasi saraf, selubung saraf, ataupun keduanya.

Ketika hal ini terjadi, saraf tidak dapat menghantarkan impuls ke otak dengan baik, sehingga menyebabkan sensasi mati rasa.

Peradangan yang dikaitkan dengan kerusakan atau cedera juga dapat menyebabkan sinyal nyeri atau parestesia (sensasi kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk) dikirim ke otak.

Peradangan atau tekanan pada akar saraf yang keluar dari tulang belakang dapat menyebabkan nyeri leher atau punggung bawah dan dapat menyebabkan nyeri menjalar dari leher dan ke bahu dan lengan).

Atau nyeri juga dapat menyebar ke tungkai dan kaki (sciatica). Kompresi pada leher atau lengan juga akan menyebabkan gejala di siku, tangan, pergelangan tangan, atau jari.

Bila saraf tertekan dalam waktu singkat, biasanya tidak ada kerusakan permanen.

Ketika tekanan dihilangkan, fungsi saraf dapat kembali normal.

Akan tetapi bila tekanan berkelanjutan, nyeri kronis dan kerusakan saraf permanen dapat terjadi.

Gejala dan tanda saraf terjepit yaitu:
  • Sensasi mati rasa atau berkurangnya sensasi pada area yang disuplai oleh saraf. Pada awalnya gejala ini hilang timbul, tetapi lama kelamaan akan menetap.
  • Nyeri yang tajam atau seperti terbakar yang dapat menjalar.
  • Sensasi kesemutan dan seperti ditusuk jarum (parestesia).
  • Kelemahan otot pada area yang terkena. Apabila tidak teridentifikasi dan tidak dikoreksi, otot dapat mengecil ukurannya dan berkurang fungsinya.
  • Tangan atau kaki sering terasa “tidur”.
Masalah yang berkaitan dengan saraf yang terjepit dapat memburuk ketika tidur. Terkadang gejala memburuk ketika mencoba gerakan tertentu, misalnya menoleh atau menegakkan leher.

Lokasi saraf yang sering terjepit diantaranya:
  • Terowongan carpal
  • Saraf ulnaris di siku. Seringkali disebabkan karena menyandarkan siku ketika duduk atau mengemudi.
  • Saraf kutaneus femoralis. Disebabkan oleh kompresi saraf sensorik yang menuju paha bagian atas. Hal ini juga dapat ditemukan pada kehamilan, ketika rahim yang membesar menyebabkan penekanan saraf.
  • Cedera saraf peroneal. Berkaitan dengan menyilangkan tungkai setinggi lutut.
  • Masalah saraf sciatic atau sciatica. Nyeri menjalar dari punggung ke tungkai atau ke panggul.
  • Tulang servikal. Jepitan saraf di leher dapat menyebabkan nyeri atau kesemutan yang menjalar ke lengan atau daerah bilah bahu.

Sumber gambar: www.completepaincare.com

Catatan, meskipun tennis elbow adalah kondisi nyeri yang sering dikaitkan dengan aktivitas berulang, nyeri yang terjadi disebabkan oleh peradangan tendon, bukan saraf yang terjepit.

FAKTOR RISIKO SARAF TERJEPIT
Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit :
  • Jenis kelamin. Wanita lebih sering mengalami sindrom terowongan carpal, kemungkinan akibat terowongan carpal yang lebih kecil.
  • Spur tulang. Trauma atau kondisi yang menyebabkan penebalan tulang, misalnya osteoarthritis, dapat menyebabkan spur (penonjolan) tulang. Spur tulang dapat membuat tulang belakang menjadi kaku dan saluran saraf menyempit, sehingga menjepit saraf.
  • Rheumatoid arthritis.
  • Penyakit tiroid. Orang yang menderita penyakit tiroid berisiko tinggi mengalami sindrom terowongan carpal.
Faktor risiko lainnya yaitu

KAPAN HARUS MEMERIKSAKAN DIRI KE DOKTER?
Segera konsultasikan dengan dokter bila gejala saraf terjepit berlangsung selama beberapa hari dan tidak merespons penanganan seperti istirahat dan obat pereda nyeri yang dijual bebas.

PENANGANAN UNTUK SARAF TERJEPIT
Penanganan untuk saraf terjepit bergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya.
  • Mengistirahatkan area yang terkena saraf terjepit seringkali efektif, terutama pada kasus cedera akibat aktivitas berulang. Terapi fisik seringkali bermanfaat ketika saraf yang terjepit disebabkan oleh masalah pada leher atau punggung bawah. Olahraga dapat menguatkan otot punggung atau inti tubuh dan menurunkan atau menghilangkan tekanan pada akar saraf. Obat anti radang seperti ibuprofen dapat bermanfaat. Injeksi steroid juga dapat bermanfaat untuk beberapa jenis kasus jepitan saraf.
  • Pada kasus sindrom terowongan carpal, pembidaian pergelangan tangan sering digunakan. Pada kasus neuropati ulnaris atau neuropati peroneal komunis, perlu dipelajari perubahan posisi tubuh untuk mendapatkan hasil yang baik.
  • Mengurangi berat badan dapat bermanfaat untuk berbagai jenis kasus saraf terjepit .
  • Pembedahan mungkin diperlukan untuk membebaskan tekanan saraf bila penggunaan obat, bidai, terapi fisk atau injeksi tidak berhasil. Jenis pembedahan bergantung pada saraf yang terjepit. Pada kasus yang lebih berat, mungkin diperlukan pembuangan material yang menyebabkan tekanan, misalnya jaringan parut, material diskus, pecahan tulang.


PROGNOSIS SARAF TERJEPIT
Pada banyak kasus, setelah saraf yang terjepit teridentifikasi, gejala dapat menghilang setelah penanganan membuat saraf sembuh.

Ada kasus saraf terjepit di mana kerusakan saraf terjadi permanen, dan pasien mengalami sensasi mati rasa atau nyeri yang permanen di area yang terkena.

Karena saraf beregenerasi (tumbuh kembali) secara lambat (dalam jangka waktu yang lama), penting untuk mengkonsultasikan gejala yang menetap selama beberapa hari atau minggu.

PENCEGAHAN SARAF TERJEPIT
Cara-cara berikut ini dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya saraf terjepit :
  • Pertahankan posisi yang baik, jangan menyilangkan kaki, bersandar dengan siku, atau berbaring pada satu posisi dalam jangka waktu yang lama. Gunakan prinsip ergonomi di tempat kerja dan di rumah.
  • Lakukan latihan kekuatan dan fleksibilitas.
  • Batasi aktivitas berulang dan lakukan banyak istirahat ketika melakukan aktivitas berulang tersebut.
  • Pertahankan berat badan sehat.
REFERENSI:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/symptoms-causes/syc-20354746
https://www.medicinenet.com/pinched_nerve_overview/article.htm
https://www.webmd.com/pain-management/guide/compressed-nerves#1

Mengenal lebih dekat ustadz Haris Abu Hamza

Beliau, ustadz Haris Abu Hamza . Bukan sosok ahli tafsir Qur'an sepertimu.
Bukan ahli bahasa Arab, yang secanggih dirimu. Bukan pula ulama ahli hadist yang rinci dan hebat seperti mu.

Beliau adalah sosok yang prihatin dengan keadaan umat Islam hari ini yang terkungkung dengan aneka masalah penyakit yang jauh dari solusi. Hanya seakan akan diobati, namun yang sakit maupun yang mengobati sejatinya sama sama membutuhkan strategi ikhtiar cari kesembuhan yang lebih baik.
Pengobatan yg Lebih menjaga Fitroh diri manusia sebagai sebaik baik mahkluk. Dimana tak perlu operasi bongkar organ sana sini.
Tak perlu lagi ibu ibu merasakan kesakitan yang sangat oleh sebab Cesar. Atau tak perlu ada lagi bayi 'cidera' saat proses lahirkan oleh sebab 'aneka keterbatasan' sewaktu di lahirkan. Padahal di paz ada solusinya. Beliau kisahkan kepedihan beliau ketika melihat anak anak bayi, mujahid Mujahidah kelak dizamannya, ketika bayi rusak, cacat, sehingga tak maksimal utk dia kelak berkontribusi kepada islam. Bertanyalah engkau, ke saudara saudarimu. Yang organnya diangkat, sudah dibedah sana sini. Masih 'tumbuh lagi' penyakitnya Bertanyalah engkau kepada suami, kaum muslimin yang kehilangan sawah, rumah, semuanya demi perbaikan 'kecacatan' anak anaknya yg bi idznillah bisa di antisipasi sejak kehamilan. Bertanyalah kepada umat, yg kering dan bingung kemana lagi harus mengadu buat mengobati keluarga atau putra putrinya

Riset PAZ banyak membantu, tanpa BPJS. Menumbuhkan harapan dan kemandirian setiap keluarga muslim untuk sehat. Bantulah. Agar makin tersebar kebaikan ini, bukan habis tenaga kau pakai nyinyirmu. Tak ada guna di dunia, bikin penyesalanmu nanti di akhirat.

Saya pribadi berinteraksi dengan beliau, hampir dua tahun. Lebih sering interaksi ketika beliau mulai fokus dakwahkan paz di Indonesia. Beliau ini bukan sosok yang bebal dari nasehat. Terbuka tangan beliau akan nasehat dari para ulama. Dari para ustadz senior.
Silakan datang. Untuk bisa berikan masukan. Saran perbaikan. Atau bisa melalui saya agar tak sampaikan.

Di tulisan ini, saya pribadi. Antara gemes dan sedih.
Gemes dengan mereka yang tau ilmu, nampaknya sudah membaca seluruh ilmu dari agama ini namun nampaknya lupa membaca adab menasehati. Lupa adab bertabayyun. Bukankah ada kesalahan yang kadang memang karena kebodohan. Bukan kesengajaan? Dimana engkau menaruh udzur terhadap saudaramu ini. Lebih lebih, timbanglah penelitian dan penemuan yg sudah luar biasa dirasakan manfaatnya secara luas oleh kaum muslimin hari ini

Beliau ini, dengan segala kekurangannya (bukan maksud saya membela), objektif aja. Hari hari berfikir keras membela kaum muslimin. Turun tanganlah. Paz menyambutmu. Sempurnakan kendaraan temuan milik kaum muslimin ini bersama sama. Paz butuh ahli hadis, butuh peneliti, butuh ahli video, butuh ahli animasi, butuh ahli training, buruh ahli tulis utk catat temuan, butuh ahli hukum. Butuh banyak. Yg detik ini kami jelas kekurangan demikian ini. Bukan buat pak Haris. Buat umat, kehidupan umat yg lebih baik dengan paz atau metode temuan lain lahir dari kaum mukminin. Lebih lebih yg akarnya dari Qur'an dan Sunnah.

Atau ada usulan yg lebih baik? Stop saja dakwah paz ini?
Tapi plis. Gantian dirimu yg tampil kasih solusi lebih baik ya
Jazakallahu khoiron ustadz, atas segala ilmumu. Semoga engkau di berkahi umur, ditambah kan Taufik agar lebih banyak kebermanfaatan yg bisa diberikan kepada umat. Artikel asli ada disini

NYERI OTOT, TULANG, SENDI DAN SARAF TERJEPIT

APAKAH ANDA PERNAH ATAU SEDANG MENGALAMI ?
Nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi dan nyeri saraf akibat saraf terjepit adalah keluhan yang paling banyak dijumpai di masyarakat kita akhir-akhir ini dan hampir 80% dari masyarakat perkotaan mengalaminya atau pernah mengalaminya mulai dari derajat yang ringan sampai yang berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menyebabkan kecacatan.

Otot, tulang dan sendi disebut sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan jantung kedua dari manusia karena fungsi sistem muskuloskeletal adalah sebagai alat gerak. Seperti kita ketahui bahwa fungsi utama dan yang paling mendasar dari manusia adalah bergerak atau mobilisasi.

Apa jadinya jika seseorang sehat semua organ dalamnya, tidak ada penyakit apa-apa tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat bergerak dengan normal dalam aktivitas kegiatannya sehari-hari?

Tentunya seseorang yang tidak dapat berjalan dan bergerak dengan normal akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit lain dan menyebabkan depresi.

Kelainan sistem muskuloskeletal dan saraf terjepit ini juga dapat ditimbulkan oleh banyak faktor, bukan semata-mata karena faktor usia atau penuaan. Semua orang, tua, muda,dan anak-anak pun dapat mengalaminya yang disebabkan karena beberapa faktor seperti :
  1. aktivitas berlebihan
  2. cedera olah raga,
  3. trauma,
  4. postur yang kurang baik,
  5. pekerjaan berulang-ulang dengan posisi tubuh yang tidak baik,
  6. stress,
  7. pemakaian sendi berlebihan,
  8. kelainan bawaan,
  9. penyakit rematik
 
masih banyak sebab lain yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas seseorang dan mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari seseorang.

Dibutuhkan pemeriksaan, diagnosis dan penanganan komprehensif dan tepat untuk kelainan-kelainan muskuloskeletal ini karena seperti kita ketahui bahwa manusia selalu bergerak dan dinamis sehingga ada kemungkinan untuk kambuh kembali di kemudian hari bila diagnosis dan penanganannya tidak tepat.

KASUS-KASUS YANG DAPAT DITANGANI DI KLINIK FLEX FREE:

NYERI TANGAN
Jika anda sering mengalami jari tangan kesemutan dan kebas mungkin anda mengalami Carpal tunnel syndrome, jika terdapat pergelangan tangan sakit dekat pangkal ibu jari mungkin terjadi De Quervain’s tenosynivitis, dan jika jari tangan kaku sulit diluruskan setelah ditekuk mungkin mengalami Trigger finger.

NYERI BAHU
Jika bahu sakit disertai kekakuan atau tidak bisa mengangkat lengan ke atas kemungkinan anda mengalami Frozen Shoulder.

Jika nyeri bahu saat meraih kait bra di punggung atau mengambil dompet di saku belakang celana, mungkin anda mengalami Rotator Cuff Tendinopathy. Jika sakit bahu lebih dirasakan di bagian depan bahu, mungkin saja ada Bicipital Tenosynovitis.
NYERI SIKU

Nyeri siku di sisi luar (lateral epicondyle) sering disebut sebagai Tennis Elbow dan jika siku sakit di sisi dalam (medial epicondyle) sebagai Golfer Elbow.

NYERI LEHER DAN NYERI PUNGGUNG
Jika punggung sakit di bagian bawah lebih terasa setelah duduk lama maka kemungkinan terjadi Internal Disk Disruption.

Gejala Facet Joint Syndrome adalah leher sakit, otot-otot pundak sakit, serta tulang pinggang sakit setelah berdiri lama. Jika punggung nyeri atau leher nyeri menjalar ke tangan atau kaki disertai mati rasa dan kesemutan kemungkinan terjadi saraf terjepit akibat Hernia Nucleus Pulposus.

Sedangkan Spondylolithesis adalah tulang belakang bergeser yang dapat akan merasakan punggung sakit di bagian bawah dan di pantat. Jika pergeseran cukup berat dan terjadi saraf kejepit, penderita akan merasakan kesemutan, baal dan bahkan disertai kelemahan otot.

NYERI LUTUT
Penderita Osteoartritis Lutut akan mengalami lutut sakit terutama saat jongkok atau naik tangga. Juga lutut kaku saat bangun tidur atau sulit bangun setelah duduk lama. Nyeri lutut saat ditekuk, lompat atau naik turun tangga : Patellar Tendinosis.

NYERI KAKI
Jika telapak kaki sakit terutama saat menapak pertama setelah bangun pagi maka kemungkinan terjadi Plantar Fasciopathy, sedangkan jika tumit sakit atau urat belakang tumit sakit kemungkinan ada Achilles Tendinopathy.

Cedera olahraga yang sering terjadi adalah betis sakit akibat robekan lapisan otot betis yang disebut Tennis Leg, dan pergelangan kaki terkilir menyebabkan robekan ligamen sisi luar pergelangan kaki atau Lateral Ankle Sprain.

KASUS-KASUS LAIN:
  1. Nyeri punggung bawah (low back pain) karena sebab apapun
  2. Nyeri punggung atas (upper back pain) karena sebab apapun
  3. Nyeri leher (neck pain) karena sebab apapun
  4. Penyakit-penyakit karena faktor pekerjaan (occupational diseases/cummulative trauma disorders): carpal tunnel syndrome, trigger fingers, trigger thumb, de Quervain’s syndrome, rotator cuff tendinitis, myofascial pain syndrome, radial tunnel syndrome dsb.
  5. Hernia nukleus pulposus / HNP
  6. Penyakit-penyakit saraf tepi: neuropati perifer, neuritis, entrapment syndrome/saraf terjepit (TOS (Sindrom outlet dada), cubital tunnel syndrome, poplitea syndrome, pronator teres syndrome, CTS dsb.), neuropati DM, trigeminal neuralgia, bell’s palsy
  7. Penyakit-penyakit medula spinalis: spinal cord injury, motor neuron diseases, GBS, poliomyelitis, dsb.
  8. Skoliosis anak maupun dewasa
  9. Perawatan pra dan paska tindakan pembedahan ortopedi
  10. Nyeri tumit (heel pain), Plantar Fasciitis
  11. Nyeri dan kelainan bentuk kaki (feet problems)
  12. Gangguan berjalan karena berbagai sebab
  13. Kelemahan otot karena berbagai sebab
  14. Komplikasi tirah baring lama pada sistem neromuskuloskeletal
  15. Berbagai penyakit rematik (osteoarthritis/pengapuran, ankilosing spondilitis, rheumatoid arthritis, SLE, juvenille rheumatoid arthritis, gouty arthritis/rematik karena asam urat tinggi, dsb)
  16. Cedera olah raga (Golfer's Elbow, Tennis Elbow, Cedera Hamstring, Cedera Lutut )
  17. Kelainan muskuloskeletal pada anak
Artikel terkait


Sumber

SARAF KEJEPIT LEHER

HNP SERVIKAL : SARAF KEJEPIT LEHER
Oleh: Dr Gaby Venera

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah kondisi ketika bantalan atau cakram (soft gel disc atau nucleus pulposus) di antara vertebra (tulang belakang) keluar dari posisi semula atau robek dan menjepit saraf di belakangnya. Banyak orang mengenalnya dengan istilah “saraf kejepit”.

HNP paling sering terjadi pada vertebra servikal (leher) dan lumbal (pinggang). Bagian leher memiliki 7 ruas vertebra. HNP servikal (saraf kejepit leher) paling sering mengenai ruas C6-C7 diikuti ruas C5-6 karena ruas tersebut adalah bagian yang paling sering bergerak dan mudah terkena proses degenerasi.

HNP leher paling sering terjadi pada pria berusia 45-55 tahun.

Faktor risiko yang meningkatkan munculnya HNP servikal atau saraf kejepit leher antara lain 
  1. genetik, 
  2. merokok, berat badan berlebih (obesitas), 
  3. pekerjaan yang sering membungkuk dan
  4.  mengangkat benda berat atau 
  5. mengoperasikan mesin dengan daya getar, dan 
  6. cedera.


GEJALA HNP SERVIKAL - SARAF KEJEPIT LEHER
Gejala dari HNP servikal bergantung dari ruas vertebra servikal yang terkena dan derajat beratnya HNP.

Gejala utama HNP servikal antara lain: nyeri menjalar muncul mulai dari leher hingga jari-jari tangan yang disebut dengan nyeri radikuler, kesemutan, baal dan bahkan kelemahan dari otot-otot yang dipersarafi sesuai dengan pada level mana saraf tersebut terjepit oleh HNP nya.

Nyeri yang disebabkan HNP merupakan kombinasi dari 2 proses antara lain penjepitan pada saraf dan peradangan dalam bantalan sendi.
Berat ringannya gejala HNP servikal bergantung dari grading herniasi nukleus pulposus yang terbagi menjadi 4 tahap : disc bulge, protrusion/prolapse, extrusion, dan sequestration.
DIAGNOSIS HNP SERVIKAL

Untuk menegakkan diagnosis HNP servikal, dokter akan mengevaluasi gejala, melakukan pemeriksaan fisik (kemampuan berjalan, refleks, kemampuan sensorik dan motorik), serta pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan antara lain MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT (Computed Tomography) scan untuk menentukan area vertebra yang mengalami herniasi dan derajat beratnya herniasi.

Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan EMG (Electromyography) yang berguna untuk memeriksa fungsi saraf dan otot yang terganggu akibat HNP servikal (saraf kejepit leher).
PENANGANAN HNP SERVIKAL

Penanganan HNP servikal diberikan melalui beberapa tahap disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami.

Penanganan konservatif adalah langkah pertama untuk pemulihan, di antaranya obat- obatan, istirahat, fisioterapi, hidroterapi, akupuntur, dan program latihan di rumah.

Target penanganan konservatif ini diharapkan dapat meredakan keluhan HNP servikal dalam waktu 6 minggu.

Pada masa akut, dokter akan memberikan obat- obatan seperti obat pereda nyeri, pelemas otot dan vitamin untuk saraf. Namun, obat- obatan ini baiknya dikonsumsi selama 1 minggu dan tidak dalam jangka panjang.

Apabila dengan obat- obatan gejala tidak kunjung membaik maka dapat diberikan fisioterapi, akupuntur, hidroterapi, dan program latihan penguatan dan peregangan otot di rumah.

Ketika gejala HNP servikal tidak sembuh ataupun semakin progresif dengan pengobatan konservatif, maka pembedahan dapat menjadi pilihan.

Faktor- faktor seperti usia, berapa lama keluhan muncul, penyakit komorbid, tindakan operasi servikal sebelumnya, dan hasil yang diharapkan akan menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembedahan.

Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan:
Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)
Minimally invasive microendoskopy discectomy
Posterior cervical discectomy

HNP servikal yang tidak ditangani dengan adekuat akan menimbulkan komplikasi seperti nyeri kronik, kehilangan fungsi motorik atau kelumpuhan
.
PENCEGAHAN HNP SERVIKAL
HNP servikal dapat dicegah dengan beberapa cara seperti :
Menjaga berat badan karena obesitas akan membebani vertebra dan mengakibatkan pengikisan tulang lebih cepat.
Berolahraga teratur untuk menguatkan otot, sendi, dan tulang.
Menjaga postur tubuh saat beraktivitas seperti saat berdiri, duduk, mengangkat barang. Hindari juga pergerakan mendadak yang dapat menimbulkan cedera pada area vertebra dan sekitarnya.

Hindari merokok karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan jaringan bantalan

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS - SARAF KEJEPIT

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS - SARAF KEJEPIT
APA ITU HERNIA NUCLEUS PULPOSUS ATAU SARAF KEJEPIT?

Tulang belakang (vertebra) merupakan tulang pelindung saraf yang keluar dari otak menuju punggung dan ke seluruh tubuh.

Tulang belakang terdiri dari ruas-ruas tulang yang dipisahkan satu sama lain oleh sebuah piringan (diskus intervertebralis) yang berisi suatu bahan yang lunak, yang berfungsi sebagai bantalan pelindung (shock absorbers).

Piringan ini terdiri dari lapisan luar (anulus fibrosus) dan lapisan dalam (nucleus pulposus).

Piringan bagian dalam (nucleus pulposus) ini dapat mengalami herniasi (menonjol keluar dari tempatnya) melalui robekan lapisan luar piringan (anulus fibrosus) karena trauma berat atau peregangan.

Penonjolan (herniasi) nucleus pulposus melalui anulus fibrosus disebut sebagai Hernia Nucleus Pulposus. Banyak orang mengenalnya dengan istilah saraf kejepit.

Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada diskus intervertebralis

Selain penonjolan (bulging/herniasi), piringan atau diskus ini juga dapat mengalami pengerasan (degenerasi), penipisan (thinning), dan penipisan piringan disertai pembentukan tulang (osteophyte).
PENYEBAB HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)

Beberapa hal dapat menjadi pemicu terjadinya herniasi atau penonjolan dari diskus intervertebralis, diantaranya adalah :
Usia

Usia berhubungan dengan proses alami penuaan, di mana semua jaringan tubuh mulai mengalami kelemahan sejalan dengan pertambahan usia. Kelemahan dari diskus ini memudahkan terjadinya kerusakan, robekan dan penonjolan.

Dengan adanya tekanan atau beban yang tinggi, bagian dalam diskus (nucleus pulposus) dapat menonjol keluar melalui robekan atau bagian yang lemah dari anulus fibrosus.
Peregangan hebat/trauma berat

Kebiasaan mengangkat benda berat dengan cara yang salah dan obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya robekan atau trauma yang cukup berat pada diskus di daerah tulang belakang terutama daerah punggung bagian bawah (pinggang).
GEJALA HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)

Tidak ada gejala yang akan dirasakan selama penonjolan diskus tersebut tidak menekan atau mengiritasi saraf tulang belakang disekitarnya.

Bila terjadi penonjolan yang menekan saraf tulang belakang yang berada di sekitarnya, maka akan timbul gejala-gejala neurologis yang bergantung pada daerah saraf tulang belakang yang mengalami penekanan (saraf kejepit) atau iritasi.
Penonjolan diskus yang menekan (saraf kejepit) dan mengiritasi saraf tulang belakang

Lokasi yang paling sering mengalami herniasi adalah diskus tulang belakang daerah leher (vertebra cervical C5/C6) dan daerah pinggang/punggung (vertebra lumbar L4, L5 dan S1).

Kedua daerah tersebut memiliki risiko yang paling besar karena adanya beban konstan yang diterima karena aktivitas sehari-hari.

Susunan tulang belakang/vertebra manusia

Gejala utama yang dirasakan umumnya adalah rasa nyeri atau sakit. Nyeri bisa bervariasi mulai dari nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman hingga nyeri hebat yang membuat seseorang tidak dapat bergerak seperti biasanya. Keluhan dapat bertambah hebat ketika kita melakukan aktivitas fisik.

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS SERVIKAL
Tulang belakang daerah leher memiliki beban yang cukup besar karena harus menopang beban berat dari kepala dan karena luasnya pergerakan (range of movement) yang dapat dilakukan oleh persendian di daerah leher.

Apabila material pembentuk diskus/piringan (nucleus pulposus) tersebut keluar dan mulai menekan saraf di sekitarnya (saraf kejepit), maka akan timbul gejala akibat iritasi saraf leher yang berupa:
Nyeri tajam dan menetap yang dirasakan di daerah leher, bahu dan pundak (bahu bagian belakang)
Nyeri atau sensasi rasa terbakar yang menjalar sepanjang persarafan mulai dari leher, lengan, tangan dan jari-jari tangan
Nyeri yang berhubungan dengan pergerakan leher dan kepala
Ketegangan dan kekakuan yang dirasakan di area leher, bahu dan pundak
Nyeri kepala

Namun tidak jarang penonjolan nucleus pulposus di area leher ini tidak memberikan gejala sama sekali dan dapat mengalami penyembuhan sendiri.

Baca lebih lanjut mengenai hernia nukelus pulposus servikal dalam artikel

Saraf-saraf yang terpengaruh akibat herniasi di daerah vertebra servikal
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAL

Hernia Nucleus Pulposus yang terjadi di tulang belakang (vertebra) daerah lumbal lebih sering dikaitkan dengan proses degenerasi. Kelainan umumnya terjadi di area L4/L5, L5 dan L1/S1 dari tulang belakang.

Tulang belakang bagian lumbal (lumbosacral vertebra) menyokong beban tubuh secara keseluruhan dan bertanggung jawab terhadap fleksibilitas dan pergerakan dari tulang pinggang.

Kombinasi dari pergerakan, beban dan tekanan yang terjadi akibat aktivitas sehari-hari dan disertai adanya proses degenerasi, akan semakin meningkatkan risiko terjadinya kerusakan atau sobekan dari diskus intervertebralis bagian luar (anulus fibrosus) dan menyebabkan herniasi dari nucleus pulposus.

Obesitas, kebiasaan mengangkat benda berat dengan cara yang salah (cedera ringan berulang) dan trauma tiba-tiba, dapat meningkatkan risiko kejadian HNP lumbal.
Apabila herniasi nucleus pulposus telah menyebabkan penekanan pada saraf di area tersebut (saraf kejepit), maka akan timbul gejala-gejala neurologis seperti:
Nyeri daerah pinggang/punggung bagian bawah (lower back pain). Rasa nyeri yang timbul tergantung dari lokasi terjadinya saraf kejepit atau iritasi saraf yang terkena. Nyeri bisa bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri hebat yang membuat seseorang tidak dapat bergerak seperti biasa.
Nyeri atau sensasi rasa terbakar (burning sensation) yang menjalar sepanjang persarafan mulai dari pinggang, bokong, kaki hingga jari-jari kaki (sciatic pain).
Kesemutan, kelemahan pada satu atau kedua tungkai, atau hilangnya sensasi dan refleks-refleks tubuh.
Kelumpuhan tungkai, jika terjadi penekanan yang hebat.
Gangguan berkemih atau buang air besar, jika HNP mengenai cauda equina (yaitu bagian bawah saraf tulang belakang yang melebar).

Pengendalian untuk berkemih atau buang air besar bisa terganggu, misalnya menjadi tidak dapat berkemih atau tidak mampu menahan keinginan untuk buang air besar.

Saraf-saraf yang terpengaruh akibat herniasi di daerah vertebra lumbal
DIAGNOSIS HERNIS NUCLEUS PULPOSUS (HNP)

Adanya keluhan nyeri dan gejala penyerta yang sesuai dengan lokasi herniasi dan penekanan saraf, disertai adanya faktor risiko obesitas dan aktivitas mengangkat beban berat sebelumnya yang mungkin menimbulkan trauma/cedera merupakan kecurigaan awal terjadinya HNP.

Pemeriksaan MRI atau CT scan dapat mengidentifikasi penyebab dan menentukan lokasi terjadinya HNP secara pasti.
PENANGANAN HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)

Prinsip penatalaksanaan Hernia Nucleus Pulposus adalah:

TERAPI KONSERVATIF/TERAPI NON BEDAH

Pengobatan pada kondisi akut ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan nyeri dan mencegah bertambah buruknya penekanan saraf (saraf kejepit) yang terjadi.

Beberapa cara yang dianjurkan pada kondisi akut adalah:
Penderita diharuskan untuk istirahat dan mengurangi aktivitas fisik.
Dapat dilakukan tindakan untuk merelaksasi otot dan meredakan nyeri, dengan pemberian kompres dingin (seperti ice pack) atau panas (seperti heating pad), serta penggunaan obat penghilang nyeri sederhana, untuk mengurangi keluhan.
Tidak dianjurkan untuk dilakukan pemijatan/pengurutan, karena justru akan membahayakan dan meningkatkan iritasi saraf yang tertekan (saraf kejepit).
Kadang diperlukan pereda nyeri yang diberikan melalui suntikan pada kasus nyeri yang sangat hebat.

Pengobatan lain ditujukan untuk mencegah memburuknya kondisi herniasi dan mencegah berulangnya kondisi akut akibat saraf kejepit, dengan cara:
Modifikasi gaya hidup untuk menurunkan berat badan yang berlebih
Menerapkan pola aktivitas/bekerja yang benar terutama yang berhubungan dengan posisi dan beban saat mengangkat benda
Melakukan terapi fisik dan latihan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot punggung
Penggunaan brace (alat penopang) untuk daerah yang mengalami kelemahan
Dilakukannya tindakan manipulasi berupa tarikan (traksi) pada tulang belakang menggunakan alat khusus
Cara mengangkat beban Penggunaan Brace/Korset



Terapi konservatif ini umumnya ditangani oleh Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik

TERAPI OPERATIF/TERAPI BEDAH

Umumnya kondisi herniasi nucleus pulposus hanya membutuhkan terapi konservatif, bahkan keluhan dapat hilang dengan sendirinya.

Namun terapi bedah kadangkala diperlukan apabila dengan terapi secara konservatif tidak memberikan hasil maksimal.

Tindakan bedah dapat berupa pengangkatan herniasi diskus (discectomy), penggabungan tulang belakang (spinal fusion), atau mengangkat bagian tulang belakang dan mengurangi tekanan pada saraf (laminektomi).

Penanganan yang biasa dilakukann di Klinik Flex-Free Terapi DTS
PENCEGAHAN HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya HNP:
Melakukan olahraga teratur untuk memperkuat otot, sehingga dapat menstabilkan dan menyokong tulang belakang dengan lebih baik.
Menjaga postur tubuh yang baik, untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang dan diskus intervertebralis. Menjaga postur tubuh untuk tegak, terutama saat duduk lama.
Mengangkat benda berat dengan posisi tubuh yang benar, dengan lebih bertumpu pada kaki dan bukan punggung.
Menjaga berat badan ideal. Berat badan yang berlebihan memberi tekanan lebih besar pada tulang belakang dan juga diskus intervertebralis, sehingga lebih berisiko untuk terjadinya herniasi.

Referensi:
Alfred J Cianflocco. Low Back Pain. Merck Manual. 2013.
Mayo Clinic. Herniated Disk. 2010.
Perry, Michael. Herniated Nucleus Pulposus. Laser Spine Institute. 2014
R, Michael. Herniated Nucleus Pulposus. Merck Manual. 2012.

Bantu Share LINE

ARTIKEL LAIN INFO PENYAKIT YG DITANGANI
informasi penyakit

HNP SERVIKAL : SARAF KEJEPIT LEHER


Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah kondisi ketika bantalan atau cakram (soft gel disc atau nucleus pulposus) SELENGKAPNYA


PENYAKIT YANG DAPAT DITANGANI DI KLINIK FLEX FREE



Apakah Anda Pernah atau Sedang Mengalami Nyeri Otot, Tulang, Sendi dan Saraf Terjepit? Nyeri otot, nyeri

Kolesterol Tinggi

Faktor Penyebab Kadar Kolesterol Tinggi 
Oleh dr L.  Aswin, Sp.PD

Apakah Kamu atau orang terdekat pernah mengalami kolesterol tinggi? Sebaiknya lebih waspada ya jika pernah mengalaminya. Pasalnya, kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu penyakit lain yang lebih berbahaya, seperti jantung dan stroke. Hii.. tidak mau kan sampai seperti itu. Nah, jika mendengar kata kolesterol, maka akan familiar dengan istilah HDL atau kolesterol baik dan LDL yang dikenal sebagio kolesterol jahat.
Kolesterol diproduksi oleh hati dan seluruh sel yang ada di dalam tubuh secara alami. Setelah diproduksi, kolesterol akan disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Bahayanya jika kadar kolesterol yang berlebihan mengendap pada dinding arteri, maka aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lain akan terhambat. Dengan begitu, seseorang dengan kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, store, dan serangan jantung. Untuk mencegahnya, sebaiknya Kamu mengetahui berbagai faktor berikut yang dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah, baik yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

Pola Makan
Faktor penyebab kolesterol tinggi adalah pola makan yang buruk. Lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol yang terkandung dalam makanan Kamu dapat meningkatkan kadar kolesterol pada darah. Untuk itu, kurangi jumlah lemak jenuh dan lemak trans serta kolesterol untuk membantu menurunkan kadar koleseterol dalam darah.

Berat badan
Overweight merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Orang dengan berat badan berlebih kemungkinan memiliki risiko kolesterol tinggi yang berlebih juga. Menurunkan berat badan dapat membantu menurunkan kadar LDL, kadar kolesterol total, dan kadar trigliserida, dan meningkatkan kadar HDL.

Olahraga
Olahraga menjadi aktivitas wajib untuk mengurangi timbulnya penyebab kolesterol tinggi pada darah. Jika dilakukan secara rutin dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL. Olahraga harus dilakukan minimal selama 30 menit setiap harinya.

Umur dan Jenis Kelamin
Semakin bertambah usia, maka kadar kolesterol pun akan meningkat. Sebelum masa menopause, wanita akan cenderung memiliki kadar kolesterol yang rendah dibandingkan dengan pria pada umur yang sama. Sebaliknya, setelah menopause, kadar LDL wanita akan cenderung meningkat.

Keturunan
Gen tiap orang dapat menentukan seberapa tinggi kadar kolesterol yang dimiliki tubuhmu. Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi dapat diturunkan dari keluarga.

Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan seperti menderita hipotiroid, penyakit hati, dan penyakit ginjal juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah.

Obat-obatan
Beberapa obat-obatan juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Obat jenis steroid dan progestin dapat meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL dalam darah. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Namun, jika kadar kolesterol Kamu tinggi, untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan sesuai dengan saran dokter. Selain itu, Kamu juga harus mengombinasikannya dengan diet rendah kolesterol, menjaga berat badan yang ideal, dan mengikuti program olahraga secara rutin.

Baca Juga

Penyebab Saraf Terjepit

Penyebab Saraf Terjepit yang Menghambat Mobilitas

Sebagian orang menganggap saraf terjepit sebagai hal yang lumrah. Penyebab saraf terjepit pun kadang tidak diketahui pasti. Padahal gejala saraf terjepit ini akan mengganggu produktivitas serta mobilitas seseorang.

Gejala saraf kejepit ini bervariasi tergantung derajat keparahannya. Bisa hanya sekadar nyeri ringan hingga nyeri hebat pada bagian bawah pinggang hingga ke lipatan bokong yang membuat penderitanya tidak dapat berjalan.

Jika tidak ditangani dengan sesegera mungkin, gejala ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Nah apa sebenarnya saraf kejepit dan bagaimana mengatasinya?

Apa itu Saraf Saraf Terjepit?
Saraf terjepit dalam istilah kedokteran disebut Herniated Nucleus Pulpous (HNP) yang umumnya menimpa rusa-ruas tulang belakang. Gangguan itu bisa menyerang di ruas tulang manapun, mulai di ruas tulang leher atau di ruas tulang belakang bagian bawah.

Umumnya, saraf terjepit di bagian leher akan menimbulkan gejala yang lebih berat terutama intensitas nyrinya, lantaran posisi antar ruas tulang belakang yang lebih rapat.

Sistem saaraf terdiri dari 2 bagian penting yakni sistem saraf pusat di otak dan sumsum tulang belakang, serta sistem saaraf tepi yang terdiri dari serabut panjang sel-sel saraf yang menjulur ke seluruh bagian tubuh, tangan dan kaki.

Saraf manapun bisa terjepit, tidak hanya saraf di tulang belakang. Namun kasus saraf terjepit pada tulang belakang lebih sering dijumpai di masyarakat. Nah, saraf terjepit adalah kondisi di mana isi diskus atau bantalan antar ruas tulang belakang bocor sehingga menekan saraf.

Diskus berperan sebagaii penyerap kejutan atau shock absorber. Diskus ini biasa membantu Kamu untuk menggerakan leher. Apabila selubung bantalan ini robek, bagian di dalamnya akan meluber ke luar. Hal ini akan mengganggu syaraf tulang karena robekan diskus menyebabkan nucleus pulposus yang ada di dalamnya menonjol ke luar. Tonjolan atau luberan itu dapat menekan saraf dan mengakibatkan munculnya rasa nyeri.

Penyebab Saraf Terjepit
Setidaknya ada lima penyebab saraf terjepit yang paling umum, yaitu:


1. Pertambahan usia
Semakin tua seseorang, maka semakin besar pula risiko mengalami saraf terjepit. Hal ini terjadi karena kondisi tulang belakang dan saraf mengalami kerusakan karena usia (degeneratif). Untuk mengantisipasi hal ini, sebaiknya Geng Sehat mulai menerapkkan gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dan berolahraga teratur.

Lakukan olahraga yang aman agar tidak justru berdampak buruk pada tulang belakang atau tulang leher. Jika mengangkat benda berat, jangan langsung mengangkatnya dalam posisi membungkuk karena akan membuat tulang belakang meregang dan ini berbahaya. Lebih baik angkat beban dalam posisi jongkok, kemudian perlahan-lahan berdiri.

2. Jarang Melakukan Aktifitas Fisik
Melakukan aktifitas fisik secara rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Tidak hanya melancarkan metabolisme, akan tetapi juga mampu membuat syaraf dan sendimu selalu sehat. Kamu tidak akan merasa terbebani ketika harus melakukan aktifitas fisik yang lebih berat karena tubuh Kamu sudah terbiasa.

3. Obesitas
Orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas memang lebih berisiko mengalami gangguan saraf terjepit. Mengapa demikian? Karena tulang dan persendian harus bekerja keras menopang berat badan apalagi saat tubuh melakukan aktivitas fisik. Gerakan sederhana yang mudah dilakukan orang dengan berat badan normal bisa saja menyebabkan saraf terjepit pada orang-orang yang berat badannya berlebihan.

4. Mengangkat Beban dengan Cara yang Salah
Jangan menganggap remeh aktivitas yang berat apalagi jika Kamu melakukannya dengan tangan kosong. Mengangkat beban biasanya melibatkan otot tangan serta punggung. Jika Kamu tidak menguasai cara yang benar, beban tersebut bisa membuat sarafmu cedera. Apalagi jika Kamu mengangkat beban berat di punggung secara tiba-tiba. Hentakan yang dihasilkan beban bisa mengganggu posisi saraf di bagian tulang belakang.

5. Sering Melakukan Olahraga Tertentu
Olahraga secara teratur memang baik, namun ada beberapa jenis olahraga yang justru memperbesar resiko saraf terjepit. Sebagai contoh golf, tenis, baseball, dan lempar lembing.

Olahraga ini memungkinkan tubuh harus terus melakukan gerakan memutar. Gerakan memutar punggung yang dilakukan secara cepat dan tiba-tiba sewaktu berolahraga harus dilakukan dengan teknik yang tepat supaya tidak menimbulkan gangguan saraf yang serius.

Lalu apakah ada cara untuk meminimalisir risiko Kamu harus berhenti melakukan kelima aktivitas di atas? Jawabannya adalah tidak perlu. Jalani saja aktivitas fisik yang biasa Kamu lakukan secara teratur.

Lakukan setiap gerakan tubuh dengan hati-hati dengan memperhatikan kondisi saraf dan tulang belakang. Kamu juga harus menerapkan pola hidup sehat yang akan membantu Kamu untuk lebih bugar dan mengurangi risiko saraf terjepit yang bisa menghambat mobilitas meskipun usia terus bertambah.

Saraf Terjepit

Terapi Saraf Terjepit Tanpa Operasi
oleh dr. William
Kamu pasti sering mendengar istilah saraf kejepit. Duuh...membayangkan aja ngilu. Salah satu gejala utama saraf kejepit adalah nyeri, dengan derajat ringan hingga berat. Nyeri yang hebat bisa menyebabkan mobilitas menjadi terbatas. Apa saja pilihan terapi saraf terjepit?

Dalam dunia kedokteran, saraf terjepit sebenarnya adalah Hernia nukleus pulposus (HNP), suatu kondisi yang diakibatkan menonjolnya bantalan tulang belakang sehingga menjepit saraf tulang belakang. HNP dapat terjadi pada semua ruas tulang belakang, tetapi yang paling sering terjadi yaitu pada segmen lumbal atau pinggang yang sebagian besar pada segmen L4-L5, L5-S1. Saraf terjepit juga bisa terjadi pada ruas leher C5-C6 atau C6-C7.

Tidak Mengenal Usia
Saraf terjepit ini juga bisa mengenai segala usia, baik muda maupun tua. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebralis. Sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi, dan hilangnya elastisitas batalan tulang.

Faktor risiko saraf terjepit ini cukup banyak, antara lain usia, cedera (baik jatuh akibat kecelakaan atau olahraga), aktivitas dan pekerjaan (duduk lama, mengangkat ataupun menarik beban yang berat, sering memutar punggung ataupun membungkuk, latihan fisik terlalu berat dan berlebihan, terpapar getaran yang konstan, olahraga berat, merokok, berat badan berlebihan, dan batuk dalam waktu yang lama.


Gejala dan Terapi Terbaru Saraf Terjepit
Saraf terjepit ini dapat menimbulkan beragam gejala bergantung pada lokasi jepitan saraf itu terjadi. Namun pada umumnya dikatakan mengalami saraf terjepit apabila mengalami salah satu dari tiga gejala berikut :
Komponen sensorik (rasa), misalnya kesemutan, kebas, baal yang terasa di tangan atau kaki.
Komponen motorik (gerakan), misalnya kekuatan anggota gerak melemah.
Komponen otonom, misalnya gangguan buang air kecil, dan buang air besar.

Nyeri akibat saraf terjepit dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Biasanya saat nyeri ini sudah berlangsung lama, penderitanya mulai mencari solusi untuk mengatasi nyerinya.

“Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya,” papar dokter spesialis bedah saraf Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP, dalam Diskusi Media “Solusi Terkini Saraf Terjepit Tanpa Operasi, dengan Kateter RACZ dan DiscFX” yang akan diselenggarakan Klinik Nyeri Dr. Indrajana, pada Kamis, 15 Juli 2021.

Teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX. “Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” jelas Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) ini lebih lanjut.

Ditambahkan dr. Mustaqim Prasetya, SpBS, dulu kondisi saraf terjepit perlu ditangani dengan operasi terbuka yang memiliki banyak risiko dan proses pemulihannya lama. Kini seiring dengan majunya teknologi kedokteran, saraf terjepit sudah dapat diatasi dengan teknologi invasif minimal tanpa bedah terbuka dengan risiko yang lebih minimal.

"Saraf terjepit sudah dapat ditangani tanpa perlu rawat inap, dan proses pemulihannya cepat. Selain itu, biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan operasi terbuka dulu," jelasnya.

Operasi Minimal Invasif untuk Saraf Terjepit
Dr. Danu Rolian, SpBS, memaparkan solusi terkini tanpa operasi untuk saraf terjepit, yakni menggunakan Kateter RACZ dan DiscFX. Ini adalah Salah satu Teknik IPM untuk mengatasi nyeri tanpa operasi. Kateter RACZ berukuran mikro dan akan dimasukkan ke dalam rongga epidural di tulang belakang.

Kateter RACZ ini juga disebut dengan neuroplasty epidural. Fungsinya menghantarkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi peradangan atau iritasi saraf sehingga nyeri menjadi berkurang atau mereda. "Prosedur kateter RACZ ini hanya membutuhkan waktu 30-45 menit, sehingga tidak perlu rawat inap sehingga pasien bisa langsung pulang,” jelas dr. Danu.

Teknologi IPM terbaru lainnya adalah teknologi DiscFX yang dapat mengatasi jepitan saraf tulang belakang sehingga nyeri bisa tuntas. Keunggulan DiscFX adalah hanya memerlukan sayatan kecil sehingga biusnya cukup lokal saja dan tanpa rawat inap. “Proses tindakan juga cepat dan dapat dilakukan pada beberapa bantalan tulang yang menonjol sekaligus.”

Dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, DiscFX ini dapat memberikan perbaikan kualitas hidup penderita saraf terjepit lebih baik karena dapat terbebas dari siksaan nyeri akibat saraf terjepit.

Baca juga: 

Informasi Terapi Gelombang Otak Ini Perlu Anda Ketahui

Terapi gelombang otak adalah teknik pengobatan yang memanfaatkan gelombang suara untuk merangsang dan memperbaiki pola aktivitas listrik di ...